Senin, 08 November 2010

Implementasi Modul SAP pada PT.Telkomsel

Sekilas tentang PT Telkomsel
Tahun 2001 pada era pemetintaha Gus Dur, pemerintah membuka peluang investasi untuk bidang telekomunikasi dengan hak 100 % kepemilikan atas equitas pada bisnis telekomunikasi.
Pada era sebelumnya pertelekomunikasian di Indonesia dikuasai oleh duopoly BUMN yaitu PT Telkom dan PT Indosat. Dibukanya peluang bagi pemodal asing untuk masuk dalam percaturan bisnis pertelekomunikasian di Indonesia , membuat PT Telkom memasuki era persaingan yang lebih terbuka dan kompetitif dari sebelumnya.
Seperti industri telekomunikasi pada umumnya Telkom..........


menghadapi tekanan dari pesaing lainnya yaitu Indosat dan Excelcomindo, terutama setelah kehilangan hak monopolinya. Dihantam oleh semakin meningkatnya kompetisi dan margin keuntungan yang semakin mengecil, memaksa Telkom untuk segera menerapkan sistem akuntabilitas yang lebih baik, bersamaan dengan praktek – praktek bisnis terbaik dari para pelaku bisnis telekomunikasi internasional.
Misi dari Telkom saat ini adalah memberikan “one-stop infocom service” dengan kualitas yang tinggi, harga dan teknologi yang kompetitif, bersamaan dengan staf yang berkualitas dan menciptakan sinergi yang baik dengan para rekan bisnis.

Latar belakang penerapan ERP
Sejak tahun 2002 , Telkomsel IT Enterprise Team yang berlokasi di Bandung, telah menyiapkan pola dan bibit terbaik teknologi yang dapat mengakomodasi semua permintaan pasar telekomunikasi di Indonesia yang tumbuh dengan luarbiasa cepat.
System yang tersedia diharapkan mampu mengimbangi pertumbuhan pelanggan baik fixed maupun selular. System juga harus mampu menjalankan CRM ( customer relationship management ) sama baiknya dengan humanresource dan aplikasi finansial.
Maka PT Telkom memutuskan untuk melakukan Upgread pada system yang sudah dimiliki saat ini. System yang baru harus scalable, intuitive ( mudah penggunaannya ) dan mampu menangani sekumpulan data – data penting dengan aman, dan yang terpenting adalah mudah untuk diatur dan digunakan.

Sistem yang dipilih :
Pilihan jatuh pada penggunaan SAP R/3 Enterprise. Alasan – alasan yang mendasari pemilihan system SAP R/3 Enterprise adalah :
o SAP R/3 Enterprise menawarkan “best price” , kemampuan yang handal, dan memiliki catatan prestasi pada bisnis telekomunikasi.
o Kebutuhan untuk mentransformasi PT Telkom menjadi operator kelas dunia dengan sistem “benchmark” kelas dunia juga yang menawarkan peningkatan kualitas pada infrastruktur IT yang sudah ada sebelumnya dengan “zero defect process”.
Penerapan sistem :
o Komite IT memilih Magnus Consulting dan Anderson Consulting sebagai Patner dalam imlementasi system
o Project team dibentuk pada awal 2002 dan time line dibuat
o Total waktu pengembangan dan peralihan adalah 2 tahun dan project mulai dapat berjalan pada pertengahan 2004
o Untuk meningkatkan bandwith perasional perusahaan , pada bagian pengendalian jarak jauh area – area di Indonesia Telkom menambahkan 1Giga Byte fiber-optic Wide Area Network ( WAN ) backbone ( jaringan utama ) pada kantor – kantor cabang yang lebih kecil.
Kendala yang dihadapi pada saat tansisi sampai pada penerapan sistem :
o Proses belajar yang berbeda – beda dari tiap cabang menuntut dibentuknya team pendampingan khusus yang bertugas mendampingi cabang yang lambat perkembangannya.
o Tenggat waktu untuk running system yang sangat pendek .
Keuntungan yang diperoleh PT Telkom :
Keuntungan yang utama adalah saat ini PT Telkom dapat membuat forecasting dan estimasi dalam rangka analisa konsumen dengan lebih akurat.
Integrasi yang lebih baik dengan pelanggan dan vendor.
Penerapan modul tambahan dari PSA yaitu SAP HR dan SAP Project System , Telkom mampu membuat organisasi bisnisnya menjadi ebih efisien dan dapat mengurangi jumlah karyawannnya yang diatas 3500 menjadi 2700 orang .
Bagi perusahaan sendiri , manfaat utama yang didapat adalah integrasi dari komponen – komponen yang ada di dalam perusahaan.

Bisnis telekomunikasi merupakan bisnis dengan tingkat perubahan yang cukup tinggi. Lingkungan ini menuntut perusahaan untuk dapat bergerak cepat dan responsif terhadap perubahan.
Untuk bergerak dengan cepat perusahaan memrlukan sebuah struktur yang ramping, akses dan distribusi informasi yang cepat serta integrasi yang baik antar divis dan bagian yang ada di dalam lingkungan mikro perusahaan ( marketing, human resource, operation dan finance ), karena tanpa integrasi yang baik , perusahaan akan lambat dalam mengambil keputusan dan tidak dapat bergerak dengan cepat.
PT Telkom menerapkan sistem ERP berbasi SAP dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan integrasi antar unit – unit bisnis yang ada di dalam nya ( HR finance, marketing dan finance )
ERP juga memungkinkan Telkom untuk melakukan pengheatan dan perampingan jumlah karyawan sehingga menghasilkan keuntungan berupa struktur yang lebih ramping , terintegrasi dan responsif terhadap perubahan.

Referensi
http:// WorldOfYudha.wordpress.com


Selengkapnya »»

Jumat, 13 Agustus 2010

AUDIT S.I : Alasan Mengapa Audit TI Perlu Dilakukan

Ron Weber, Dekan Fakultas Teknologi Informasi, Monash University , dalam salah satu bukunya: Information System Controls and Audit (Prentice-Hall, 2000) menyatakan beberapa alasan penting mengapa audit TI perlu dilakukan, antara lain:
1.Kerugian akibat kehilangan data
Saat ini, data telah menjadi salah satu aset terpenting bagi suatu perusahaan. Bayangkan, jika Anda pimpinan perusahaan yang sebagian besar penjualan yang Anda raih dilakukan dengan cara

kredit dimana para pembeli akan membayar tagihannya di kemudian hari. Untuk mencatat penjualan, Anda menggunakan bantuan TI. Akibat terjadinya gangguan virus atau terjadi kebakaran pada ruangan komputer yang Anda miliki, misalnya, maka seluruh data tagihan tersebut hilang. Kehilangan data tersebut mungkin saja akan mengakibatkan perusahaan Anda tidak dapat melakukan penagihan kepada para pelanggan. Atau, kalaupun masih dapat dilakukan, waktu yang dibutuhkan menjadi sangat lama karena Anda harus melakukan verifikasi manual atas dokumen penjualan yang Anda miliki.
2. Kesalahan dalam pengambilan keputusan
Banyak kalangan usaha yang saat ini telah menggunakan bantuan Decision Support System (DSS) untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Dalam bidang kedokteran, misalnya, keputusan dokter untuk melakukan tindakan operasi dapat saja ditentukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak tersebut. Dapat dibayangkan risiko yang mungkin dapat ditimbulkan apabila sang dokter salah memasukkan data pasien ke sistem TI yang digunakan. Taruhannya bukan lagi material, melainkan nyawa seseorang.
3. Risiko kebocoran data
Data bagi sebagian besar sektor usaha merupakan sumber daya yang tidak ternilai harganya. Informasi mengenai pelanggan, misalnya.....

bisa jadi merupakan kekuatan daya saing suatu perusahaan. Bayangkan, Anda seorang direktur suatu perusahaan telekomunikasi yang memiliki 5 juta pelanggan. Tanpa Anda sadari, satu persatu pelanggan perusahaan Anda telah beralih ke perusahaan pesaing.
Setelah melalui proses audit, akhirnya diketahui bahwa data pelanggan perusahaan Anda telah jatuh ke tangan perusahaan pesaing. Berdasarkan data tersebut, perusahaan pesaing kemudian menawarkan jasa yang sama dengan jasa yang Anda tawarkan ke pelanggan yang sama, tetapi dengan biaya yang sedikit lebih rendah. Kebocoran data ini tidak saja berdampak terhadap kehilangan sejumlah pelanggan, akan tetapi lebih jauh lagi bias mengganggu kelangsungan hidup perusahaan Anda.
4. Penyalahgunaan Komputer
Alasan lain perlunya dilakukan audit TI adalah tingginya tingkat penyalahgunaan komputer. Pihak-pihak yang dapat melakukan kejahatan komputer sangat beraneka ragam. Kita mengenal adanya hackers dan crackers.
Hackers merupakan orang yang dengan sengaja memasuki suatu sistem teknologi informasi secara tidak sah. Biasanya mereka melakukan aktivitas hacking untuk kebanggaan diri sendiri atau kelompoknnya, tanpa bermaksud merusak atau mengambil keuntungan atas tindakannya itu. Sedang, Crackers di sisi lain melakukan aktivitasnya dengan tujuan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari tindakannya tersebut, misalnya mengubah atau merusak atau, bahkan, menghancurkan sistem komputer.
Kejahatan komputer juga bisa dilakukan oleh karyawan yang merasa tidak puas dengan kebijakan perusahaan, baik yang saat ini masih aktif bekerja di perusahaan yang bersangkutan maupun yang telah keluar. Sayangnya, tidak semua perusahaan siap mengantisipasi adanya risiko-risiko tersebut.
Survei yang dilakukan oleh Ernst & Young (Global Information Security Survey 2003) menemukan bahwa 34% dari total perusahaan yang ada saat ini tidak memiliki mekanisme yang memadai untuk mendeteksi kemungkinanan adanya serangan terhadap sistem mereka. Lebih dari 33%, bahkan menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menindaklanjuti ancaman-ancaman yang mungkin timbul.
5. Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan
Seringkali, TI digunakan untuk melakukan perhitungan yang rumit. Salah satu alasan digunakannya TI adalah kemampuannya untuk mengolah data secara cepat dan akurat (misalnya, penghitungan bunga bank). Penggunaan TI untuk mendukung proses penghitungan bunga bukannya tanpa risiko kesalahan. Risiko ini akan semakin besar, misalnya ketika bank tersebut baru saja berganti sistem dari sistem yang sebelumnya mereka gunakan. Tanpa adanya mekanisme pengembangan sistem yang memadai, mungkin saja terjadi kesalahan penghitungan atau, bahkan, fraud. Kesalahan yang ditimbulkan oleh sistem baru ini akan sulit terdeteksi tanpa adanya audit terhadap sistem tersebut.
6. Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer
Investasi yang dikeluarkan untuk suatu proyek TI seringkali sangat besar. Bahkan, dari penelitian yang pernah dilakukan (Willcocks, 1991), tercatat bahwa 20% pengeluaran TI terbuang secara percuma, 30-40% proyek TI tidak mendatangkan keuntungan. Selan itu, sulit mengukur manfaat yang dapat diberikan TI.
Untuk Indonesia , alokasi anggaran untuk investasi di bidang TI relatif tidak lebih besar dibandingkan di luar negeri. Di Indonesia besarnya alokasi anggaran berkisar 5-10%, sementara di luar negeri bisa mencapai 30% dari total anggaran belanja perusahaan. Namun, bila dilihat dari nilai absolut besarnya Rupiah yang dikeluarkan, jumlahnya sangat besar. Perusahaan-perusahaan besar nasional, seperti Garuda Indonesia, Telkom, dan Pertamina semuanya, saat ini, sudah menerapkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dan bahkan berbagai aplikasi lainnya yang melibatkan investasi yang signifikan.

By.Isnaeni Achdiat

Selengkapnya »»

Sabtu, 12 Juni 2010

Pemodelan Data Sistem menggunakan ERD

Pemodelan data yang paling sering digunakan adalah motode entity relationship diagram (ERD). ERD merupakan diagram model yang digunakan sebagai representasi struktur basis data yang mencakup nama tabel yang di dalamnya terdapat keterangan dari tabel dan adanya relasi antar tabel serta bentuk dari relasi itu sendiri dibuat berdasarkan notasi baku yang ada. ERD digunakan untuk menyatakan hubungan antara suatu entitas atau objek berupa tabel dengan entitas yang lain. Unsur-unsur pembentuk ERD antara lain:
1. Entity
Entity menggambarkan suatu objek di dunia nyata. Misalnya pada basis data suatu perusahaan terdapat data karyawan. Satu orang karyawan beserta atribut-atributnya disebut entity. Kumpulan dari entity yang memiliki tipe dan atribut yang sama disebut entity set.
2. Atribut
Atribut merupakan

karakteristik entity yang berfungsi untuk menggambarkan entity tersebut secara utuh. Contohnya entity set karyawan memiliki atribut nip, nama, dan umur. Tipe-tipe atribut antara lain :
a. Simple atribut
Merupakan atribut yang tidak memiliki subparts. Contohnya atribut umur.
b. Composite atribut
Merupakan atribut yang memiliki subparts. Misalnya nama pada data karyawan yang terdiri dari nama depan dan nama belakang. Atribut ini digunakan untuk mengelompokkan atribut yang saling berhubungan sehingga menghasilkan pemodelan yang lebih rapi.
c. Single valued atribut
Merupakan atribut yang pada semua entity bernilai sama. Misalnya Nip seorang karyawan pada entity karyawan dan entity gaji memiliki nilai yang sama.
d. Multi valued atribut
Untuk semua entity, satu atribut memiliki nilai yang berbeda. Misalnya atribut Nip karyawan memiliki atribut NamaAnak yang berbeda.
e. Null atribut
Null atribut adalah atribut yang tidak memiliki nilai. Contohnya jika seorang karyawan belum memiliki anak, maka atribut NamaAnak bernilai null.
f. Derived atribut
Nilai atribut ini bergantung pada atribut lain/ merupakan hasil dari suatu proses. Misalnya atribut LamaBekerja pada entity karyawan bergantung pada nilai atribut TanggalMasuk dan CurrentDate.


3. Key atribut
Satu atau lebih atribut dapat berfungsi sebagai key apabila kumpulan atribut tersebut dapat membedakan satu entity dengan entity yang lainnya. Key atribut bersifat unik.
4. Weak entity
Weak entity merupakan entity yang tidak memiliki key sendiri. Key untuk entity ini berasal dari entity lain. Misalnya Nip karyawan dijadikan primary key untuk entity DataAnak karyawan.
5. Weak relation
Weak relation meyatakan hubungan suatu weak entity dengan entity lainnya.



Selengkapnya »»